Kekejaman Israel Pada Warga Sipil Palestina
Israel melalui armada angkata udaranya terus melakukan
serangan di wilayah Gaza. Pesawat tembur Israel terus membombardir lebauh dari
300 target Hamas di Jalur Gaza sejak Rabu 9 Juli waktu setempat.
Militer Israel mengklaim serangan udara bertubi-tubi ini sebagai balasan atas serangan-serangan roket yang dilancarkan dari Gaza ke wilayah Israel.
Militer Israel mengklaim serangan udara bertubi-tubi ini sebagai balasan atas serangan-serangan roket yang dilancarkan dari Gaza ke wilayah Israel.
“Kami mengarahkan ke 322 target di Gaza semalam, sehingga
jumlah total target Hamas yang diserang militer telah menjadi 750 target sejak
dimulainya Operation Protective Edge pada Selasa,(8/7),” ujar juru bicara
militer Israel, Letkol Peter Lerner kepada para wartawan seperti dilansir dari
kantor berita AFP, Kamis (10/7/2014).
Dijelaskan Lerner, di antara target-target gempuran Israel
tersebut adalah tempat-tempat peluncuran roket milik sayap bersenjata Hamas,
Brigade Ezzedine al-Qassam, serta terowongan-terowongan yang digunakan oleh
Hamas dan juga pos-pos komando Hamas.
Diingatkan Lerner, hingga saat ini pemerintah Israel juga
masih terus mempertimbangkan untuk melancarkan serangan darat ke wilayah Gaza.
Berita Palestina dan Secara total, korban tewas akibat gempuran Israel dalam
Operation Protective Edge, yang sebagian besar warga sipil termasuk wanita dan
anak-anak. Sedangkan sebanyak 370 orang lain mengalami luka-luka dalam operasi
yang dimulai sejak 8 Juli lalu. Ini merupakan situasi terparah di Jalur Gaza
sejak tahun 2012 lalu.
Sebelumnya, Sekjen PBB Ban Ki-moon menyebut, krisis keamanan
di Gaza ini menjadi tantangan paling serius bagi negara-negara kawasan Timur
Tengah.
Hari Ketiga Serangan Udara Israel di Gaza Tewaskan 20 Orang
Serangan udara Israel ke wilayah Gaza telah memasuki hari
ketiga. Sedikitnya 20 orang tewas hari ini, termasuk 4 wanita dan 4 anak-anak
dalam operasi militer Israel terhadap Hamas yang menguasai wilayah Gaza.
Secara total, korban tewas akibat gempuran Israel dalam
Operation Protective Edge yang diluncurkan sejak Selasa (8/7) mencapai 70
orang, yang sebagian besar warga sipil. Operasi militer Israel tersebut diklaim
bertujuan untuk menghentikan serangan roket Hamas dari Gaza. Demikian seperti dilansir
AFP, Kamis (10/7/2014).
Militer Israel melancarkan serangan udara sepanjang Rabu
(9/7) malam terhadap lebih dari 300 target di Gaza, yang diyakini berkaitan
dengan Hamas.
Juru bicara urusan darurat wilayah Gaza, Ashraf al-Qudra
menuturkan, serangan udara Israel yang terjadi pada Kamis (10/7) dini hari,
mengenai sebuah kedai kopi yang ada di kota Khan Yunis, Jalur Gaza. Serangan
ini menewaskan 8 orang dan melukai sedikitnya 15 orang lainnya.
Serangan kedua pada Kamis (10/7) mengenai sebuah rumah yang
ada di kawasan kamp pengungsi Nusseirat, Gaza bagian pusat. Menurut Qudra,
serangan kedua ini menewaskan 1 orang dan melukai beberapa orang lainnya.
Masih belum berakhir, Israel kembali melancarkan serangan
udara yang mengenai dua rumah di wilayah Khan Yunis dan menewaskan 4 wanita
serta 4 anak-anak. Lewat subuh, sebuah mobil yang ada di wilayah Gaza City
bagian barat terkena serangan udara Israel. Tiga orang tewas dan 4 orang
lainnya luka-luka akibat serangan ini.
Sehari sebelumnya, atau sepanjang Rabu (9/7), sebanyak 29
warga Palestina tewas akibat gempuran Israel di Gaza. Sedangkan pada Selasa
(8/7), korban tewas di Gaza mencapai angka 21 orang. Dengan demikian jika
ditotal, jumlah korban tewas akibat gempuran Israel mencapai 70 orang.
Di antara korban tewas tersebut, terdapat sedikitnya 11
wanita dan 18 anak-anak. Sejauh ini, belum ada laporan korban jiwa dari pihak
Israel terkait serangan-serangan roket oleh Hamas ke wilayah Israel.
“Saya khawatir oleh besarnya gelombang baru kekerasan yang
menyelimuti Gaza, wilayah Israel bagian selatan dan Tepi Barat — termasuk
Yerusalem Timur. Ini merupakan salah satu ujian paling kritis bagi kawasan
tersebut, dalam beberapa tahun terakhir,” ujar Ban.
“Gaza kini ada di ujung pisau. Situasi yang semakin
memburuk, memicu depresi yang bisa dengan cepat membuat situasi semakin di luar
kendali,” imbuh pemimpin badan dunia itu.
Sumber : aktualpost.com
Posting Komentar