Sumarti merupakan anak ketiga pasangan Kaliman dan Suratmi (49). Menurut Kaliman, keluarga mulai khawatir ketika berhari-hari tak bisa menghubungi Sumarti. Pada Senin siang, Suratmi sempat memeriksa buku rekening Sumarti di bank BNI. Didapati, masih ada tambahan tabungan tertanggal 22 Oktober 2014.
Kaliman yang juga adalah ketua RT di lingkungannya, mengaku
punya firasat sekalipun semula dia abaikan. “Sabtu malam saya mimpi lihat
pesawat di depan rumah, di jendela pesawat kok saya melihat anak saya itu. Mungkin
itu pas kejadian anak saya meninggal,” ujar dia menduga-duga.
Adapun Suratmi bertutur tak ada hal janggal menjelang
anaknya berangkat ke Hongkong. Menurut dia, anaknya yang satu ini selalu ceria
dan menyayangi keluarganya. Lahir paad 22 April 1991, Sumarti hanya lulus
sekolah dasar tetapi mengikuti pendidikan suster di kawasan Jatinegara, Jakarta
Timur.
Sumarti sempat pula bekerja di Bangka dan kota lain. Menikah
siri dengan warga Semarang, Jawa Tengah, Sumarti punya satu anak. Pada 2011,
dia berangkat ke Hongkong melalui PT Arafah Bintang Perkasa. Selama dua tahun
delapan bulan dia bekerja di Hongkong.
Setelah pulang dari Hongkong, dia tidak lantas bekerja di
Gandrungmangu, namun memilih untuk kursus menjadi disk jockey (DJ) di
Yogyakarta. Selama lima bulan kursus, Sumarti mengantungi sertifikat Basic DJ
Mixing Course, dengan grade “Good”.
“Baru satu bulan di rumah, dia pingin lagi ke Hongkong, tapi
kali ini pakai visa wisata. Saya sudah larang, tapi dia pingin nyari uang dan
ingin nabung untuk masa depan anaknya, maka kami silakan saja,” kata Kaliman
yang kesehariannya adalah petani.
Dengan visa wisata, masa tinggal Sumarti di Hongkong adalah
tiga bulan, setiap kali datang. Dia sempat pulang pada Ramadhan lalu dan baru
kembali lagi ke Hongkong pada 2 Agustus 2014 dengan rencana pulang pada 2
November 2014. “Saya tahunya anak saya kerja di restoran,” tutur Kaliman.
Sang pembunuh merupakan Bankir dari Bank of America MerrilLynch, Rurik George Caton Jutting. Ia merupakan lulusan Cambridge University
dan dicokok polisi pada pagi Sabtu pagi hari, setelah tubuh dari dua perempuan
ditemukan oleh polisi. Tubuh tak bernyawa, yang salah satunya adalah Sumarti,
ada di lantai 31 sebuah apartemen.
Korban-korban Jutting mulai diketahui pada Sabtu (1/11) dini
hari di Apartemen tempat Jutting, yakni di Distrik Wan Chai, Hong Kong, pukul
03.45 WIB. Polisi menemukan dua mayat perempuan. Mayat pertama diperkirakan
berumur 25 tahun dari Indonesia, dan mayat kedua diperkirakan berumur 30 tahun
dari Filipina.
Polisi setempat menyatakan mayat Ningsih ditemukan
telaanjang. dengan kepala nyaris terpenggal, dan ada di dalam koper yang ada di
balkon. Diperkirakan, perempuan malang itu sudah menjadi mayat selama lima
hari.
Korban yang diperkirakan dari Filipina dinyatakan sebagai
Disc Jockey paruh waktu di sebuah klub malam. Mayatnya ditemukan dengan banyak
luka tusuk, tergeletak di atas lantai apartemen seharga sekitar Rp 58 juta per
bulan itu.
“Polisi sedang menginvestigasi apakah ada korban-korban
lain,” kata seorang petugas polisi kepada South China Morning Post pada Minggu
(2/11).
Posting Komentar