Kekejaman Tentara Kaum militan Negara Islam
Kaum militan Negara Islam, yang sebelumnya bernama Negara
Islam di Irak dan Suriah atau ISIS, membunuh sedikitnya 500 warga kelompok
minoritas Yazidi Irak, mengubur beberapa orang hidup-hidup, dan menjadikan
ratusan perempuan sebagai budak. Demikian kata seorang menteri Pemerintah Irak
kepada Reuters, Minggu (10/8/2014).
Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Irak Mohammed Shia al-Sudani
menuduh ISIS—yang telah mengultimatum kelompok minoritas Yazidi yang mereka
anggap sebagai "pemuja setan" untuk masuk Islam atau mati—merayakan
"kekejaman keji" dengan bersorak-sorai dan mengacungkan senjata ke
udara. Sejauh ini, belum ada konfirmasi independen tentang tuduhan tersebut.
Sepak terjang ISIS di Irak utara telah memaksa puluhan ribu
orang melarikan diri. Gerak maju kelompok itu telah mengancam ibu kota wilayah
otonom Kurdi dan memicu serangan udara AS di wilayah tersebut sejak Washington
menarik pasukannya dari Irak pada akhir 2011.
Sudani mengatakan dalam sebuah wawancara per telepon bahwa
berita tentang pembunuhan tersebut datang dari orang-orang yang melarikan diri
dari kota Sinjar, sebuah tempat tinggal kuno kaum Yazidi, sebuah komunitas
berbahasa Kurdi yang agamanya berbeda dari kaum Muslim dan para penganut agama
lainnya.
"Kami mendapat bukti yang diperoleh dari warga Yazidi
yang melarikan diri dari Sinjar dan beberapa orang yang lolos dari kematian,
dan foto-foto tempat kejadian yang menunjukkan hal-hal yang tak dapat disangkal
bahwa geng ISIS telah mengeksekusi sedikitnya 500 Yazidi setelah merebut
Sinjar," kata Sudani.
"Sejumlah korban, termasuk perempuan dan anak-anak,
telah dikubur hidup-hidup di kuburan massal yang tersebar di dalam dan sekitar
Sinjar."
Pemimpin politik Irak Kurdi, Masoud Barzani, mendesak
sekutu-sekutunya untuk mengirim senjata guna membantu pasukannya dalam
menghadap kaum militan ISIS, yang berbasis di perbatasan Suriah. Dalam
kunjungan Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius, Barzani mengatakan,
"Kami tidak melawan organisasi teroris, kami memerangi negara teroris."
Dalam sejumlah komentar yang tampaknya untuk menekan
Washington agar meningkatkan respons terhadap ISIS, Menteri HAM Sudani
mengatakan, "Teroris Negara Islam juga telah merenggut setidaknya 300
perempuan Yazidi sebagai budak dan mengunci beberapa orang dari mereka di
sebuah kantor polisi di Sinjar dan memindahkan beberapa orang lainnya ke kota
Tal Afar.
Kami khawatir mereka akan membawa para perempuan itu ke luar
negeri. Dalam sejumlah foto yang kami peroleh, ada foto tentang kematian warga
Yazidi yang telah ditembak di kepala, sementara para petempur ISIS
bersorak-sorai dan mengacung-acungkan senjata mereka di atas mayat-mayat
itu," tambahnya. "Itu merupakan sebuah kekejaman yang keji."
Sebuah tenggat waktu berakkhir pada Minggu tengah hari
kemarin terhadap 300 keluarga komunitas Yazidi, penganut agama yang dipengaruhi
Zoroastrianisme dari Persia kuno, untuk masuk Islam atau mati. Masih belum
jelas apakah para korban yang dirujuk Menteri HAM Irak itu berasal dari
kelompok yang tenggat waktunya sudah habis itu.
Sumber: kompas.com
Posting Komentar