Awasi Permen Yang Dimakan Anak Anda
Awasi selalu pergaulan dari anak maupun kerabat Anda
lainnya. Pasalnya, saat ini pengedar narkoba makin kreatif menjajakan
dagangannya. Saat ini telah ditemukan permen yang memiliki kandungan ganja di
dalamnya. Kalau dikonsumsi, efek ganja segera dirasakan pengunyahnya.
Temuan permen ganja terjadi di Jawa Barat (Jabar). Brigjen
Anang Pratanto, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Jawa Barat, mengatakan
bahwa penyebaran permen ganja makin meluas di berbagai wilayah Jabar. Pengedar
cukup licik dalam mencarai sasaran. Mereka mencoba pangsa pelajar sebagai
mangsa. Pelajar SD sampai perguruan tinggi semuanya dirambah.
“Berdasarkan
temuan sudah ada anak 10 tahun yang konsumsi ganja,” katanya Anang seperti
dikutip laman Inilah.
Temuan dari BNN Jabar menyatakan, sudah banyak korban yang
berlatar belakang anak-anak SD. Sebagian mereka juga berdomisili di Kota
Bandung sebagai pusat pemerintahan provinsi Jabar. Modus awal, anak-anak
diberikan permen yang tanpa disadari berisi ganja. Inilah yang kemudian membuat
mereka akan minta permen tersebut terus menerus.
“Mereka awalnya
tidak menyadari, karena ganja itu dalam bentuk lain seperti permen. Itu cara
agar anak-anak menjadi addict (ketagihan),” ujar Anang.
Saat anak mulai ketagihan, pegedar akan meraup untung besar.
Hanya dengan memberikan dosis kecil, pelajar hingga mahasiswa yang ketagihan
dengan mudah mengusahakan uang untuk membelinya. Akhirnya, masa depan mereka
tergadaikan akibat ganja.
Studi yang dilakukan peneliti di Universitas Montreal dan
Sekolah Apoteker di Gunung Sinai menemukan, remaja yang mengonsumsi ganja akan
mengalami gejala gangguan mental berat. Mereka bisa kehilangan kemampuan dalam
berinteraksi dengan kenyataan hidupnya. Mereka juga ditemukan dominan memiliki
perangkai buruk dalam bersikap.
“Ketika paparan
pertama terjadi pada remaja lebih muda dibandingkan remaja yang lebih tua, dampak
ganja lebih buruk, seperti kesehatan mental, kemampuan pendidikan, kenakalan
dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan orang dewasa,”kata Profesor Didier
Jutras-Aswad, penulis studi.
Sumber: aktualpost.com
Posting Komentar